-- - --

Saturday, November 7, 2009

'HALLOWEEN II', Dendam Kesumat Michael Myers





Pemain: Malcolm McDowell, Scout Taylor-Compton, Tyler Mane

Oleh: Fatchur Rochim

Mimpi buruk kota Haddonfield ternyata tak berhenti saat munculnya Michael Myers (Tyler Mane) dan menghabisi banyak nyawa yang ia anggap bertanggung jawab pada apa yang ia alami saat itu. Beberapa tahun kemudian pembantaian di malam Halloween itu kembali harus berulang karena Michael masih punya urusan yang belum terselesaikan.

Michael Myers memang tumbuh dalam keluarga yang berantakan. Sejak kecil ia sudah menunjukkan gejala kelainan jiwa. Michael punya hobi menyiksa dan membunuh binatang. Suatu hari di malam Halloween, Michael menghabisi nyawa kakak dan ayah tirinya dan karena itu ia harus menghabiskan hampir seumur hidupnya di rumah sakit jiwa dalam pengawasan dokter Sam Loomis (Malcolm McDowell).

Suatu ketika Michael berhasil lolos dari rumah sakit dan 'pulang' ke Haddonfield untuk menebar teror pembantaian di sana. Ketika semuanya berakhir, semua orang mengira bahwa Michael Myers telah tewas. Tak ada yang tahu bahwa Michael masih menyimpan dendam lama dan bermaksud menuntaskan masalah di malam yang paling ia sukai, malam Halloween.

Sepertinya Rob Zombie tak berusaha menutup-nutupi bahwa ia sedikit terobsesi dengan karakter Michael Myers yang ada dalam franchise HALLOWEEN. Kalau dalam proyek pertama Rob belum terlalu berani bereksperimen, kali ini Rob sudah mulai menunjukkan sisi 'kreatif'. Ada beberapa hal yang bisa dibilang menyimpang dari pakem HALLOWEEN yang digagas John Carpenter di tahun 1978.

Rob mulai memasukkan latar belakang psikologis Michael Myers yang tidak terlalu diperhatikan oleh John Carpenter. Michael Myers yang semula digambarkan sebagai sosok yang murni kejam dan jahat kini diolah lagi oleh Rob Zombbie, sang sutradara, dan terkesan bahwa masa lalu dan lingkunganlah yang membentuknya menjadi begitu. Rob juga memasukkan unsur sureal dalam bentuk penglihatan yang dialami Michael hampir sepanjang film.

Secara visual pun karakter ini mengalami transformasi. Topeng tak lagi jadi trademark dan hampir setengah jalan cerita tokoh utama ini tak mengenakan topeng lagi. Saat membunuh pun Michael mengeluarkan suara dan tidak lagi jadi pembunuh yang 'pendiam' seperti pada versi awal. Penafsiran yang berbeda ini mau tak mau sedikit berdampak pada mereka yang sudah kenal Michael Myers sejak dulu.Selebihnya, film yang sempat diberi title H2 ini masih tidak jauh dari karya Rob Zombie HOUSE OF 1000 CORPSES dan THE DEVIL'S REJECTS. Kalau Anda suka darah, mayat dan adegan pembunuhan, Anda pasti sudah kenal Rob Zombie. (kpl/roc)

Dikutip dari : KapanLagi.com

Queen It's a Kinda Magic!, Hidupkan Semangat Pertunjukan Teatrikal





Selama dua hari, Kamis hingga Jumat, tanggal 5 dan 6 November kemarin, para pencinta grup band legendaris Queen diajak bernostalgia dengan dihidupkannya kembali energi dan semangat pertunjukan teatrikal ala Freddie Mercury cs. Konser itu sendiri digelar di Kempinski Grand Ballroom, West Mall-Level 11, Grand Indonesia Shopping Town.

Konser yang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB ini menghadirkan Queen It's A Kinda Magic!, salah satu tribute band terbaik dunia asal Australia yang mengusung musik dan gaya Queen dan menghidupkan kembali tur keliling dunia Queen sejak tahun 1986.




Dengan tiket seharga Rp1 juta (platinum), Rp800.000 (VVIP), Rp600.000 (gold) dan Rp300.000 (silver), penonton yang memadati venue dibuai dengan sekitar 20 lagu yang dibawakan Craig Pesco (vokal) dengan gaya Freddie Mercury-nya, Travis Hair (gitar) dengan petikan gitar ala Brian May, Matt Newton (bass) dengan betotan bass yang mengingatkan kita akan John Deacon, dan Brett Millican (drum) dengan gebukan set drum macam Roger Taylor.Lagu-lagu seperti We Will Rock You, Bohemian Rhapsody, We Are The Champions, Fat Bottom Girls, dan Radio Gaga yang legendaris itu pun tidak ketinggalan dibawakan. Para penonton yang semula duduk manis menikmati pertunjukan pun sontak berdiri dan larut menyanyikan hampir dari semua lagu Queen yang dibawakan Queen It's a Kinda Magic!. (kpl/bbm/npy)

Dikutip dari : KapanLagi.com

Paul McCartney: The Beatles Tidak Terlalu Bagus Pada Awalnya


James Paul McCartney

Salah satu pentolan grup legendaris asal Inggris, The Beatles, Paul McCartney mengatakan jika The Beatles tidak terlalu bagus di awal mereka tampil.

Pemilik nama lengkap, James Paul McCartney ini tidak terlalu terkejut jika tanda tangan rekaman kontrak mereka yang pertama kali membutuhkan waktu. Tak hanya itu, bahkan saat itu para personel The Beatles diharuskan mengasah vokal mereka di awal tahun 60-an agar mereka dapat lebih banyak menarik fans.

"Kami jelas-jelas tidak begitu bagus (di awal karir). Tapi kami membuat sebuah formula, agar tampak bagus. Kalian pasti tidak mengira jika akhirnya bisa menjadi sedemikian besar. Jika kamu seorang pemilik record label, kamu juga akan menolak kami saat itu, seperti Decca, yang menolak kami juga," ungkap Paul dalam sebuah wawancara dengan radio Inggris seperti dikutip dari Splash News.Decca, sebuah record label yang menolak The Beatles, sebelum produser George Martin menandatangani kontrak The Beatles untuk label EMI's Parlophone. (spl/riz)

Dikutip dari : KapanLagi.com

Friday, November 6, 2009

'ASTRO BOY', Kembalinya Anak Yang Hilang






* Trailer lihat di bawah atau klik Di Sini

Pemain: Freddie Highmore, Nicolas Cage, Donald Sutherland, Nathan Lane
Oleh: Fatchur Rochim

Sejak kehilangan putranya, Tobio, yang meninggal dalam kecelakaan, Dr. Tenma (Nicolas Cage) merasa kesepian. Ia kemudian memanfaatkan keahliannya membuat robot untuk menciptakan pengganti Tobio. Berdasarkan gambaran Tobio inilah Dr. Tenma kemudian membangun robot yang kemudian ia beri nama Astro Boy (Freddie Highmore).



Sayangnya, Astro Boy ini ternyata tak bisa menggantikan Tobio yang sangat ia cintai. Astro Boy tak bisa tumbuh menjadi dewasa dan tak memiliki emosi layaknya manusia. Kecewa dengan hasil ciptaannya, Dr. Tenma kemudian memutuskan untuk 'membuang' Astro Boy yang mulai merasakan bahwa Dr. Tenma adalah ayahnya.

Astro Boy yang merasa kecewa kemudian terlibat serangkaian petualangan yang malah membuatnya semakin 'dewasa'. Namun petualangan Astro Boy harus segera diakhiri karena Metro City, tempat 'ayahnya' tinggal kini berada dalam bahaya. Berbekal rasa 'cinta' pada ayahnya dan kemampuan yang ia dapat selama dalam petualangan, Astro Boy siap kembali untuk melindungi Metro City dari segala ancaman.


Popularitas Astro Boy memang tak perlu lagi diragukan. Sejak muncul dalam versi manga di tahun 1950-an kisah ini sudah banyak diadaptasi ke dalam banyak versi termasuk dalam versi kartun buatan Amerika. Dengan semakin populernya adaptasi komik dan film kartun televisi ke dalam format layar lebar maka tidak ada alasan untuk tidak membangkitkan lagi legenda Astro Boy.



Dari sisi tema, ASTRO BOY ini masih bisa disebut relevan karena meski diciptakan lebih dari lima puluh tahun yang lalu namun ide cerita film ini masih bisa disebut futuristik hingga saat ini. Dengan sedikit modifikasi dari cerita aslinya, maka tokoh yang lahir setengah abad yang lalu ini masih bisa diterima konsumen saat ini.

Film animasi seperti ini biasanya identik dengan konsumen berusia di bawah 15 tahun tapi sepertinya tidak dengan yang satu ini. Kisah film ini banyak berisi pesan moral yang sepertinya akan terlalu sulit dicerna oleh anak-anak. Keuntungannya, film ini jadi lebih bisa merangkul penonton dari rentang usia yang lebih luas. Kalau anak-anak jelas akan lebih condong menikmati suguhan visual yang memang menarik, para penonton dewasa bisa bernostalgia sekaligus mencerna pesan yang disampaikan.



Untuk menyebut ASTRO BOY ini sebagai sebuah suguhan yang benar-benar fresh mungkin kurang tepat namun dengan makin banyaknya suguhan film layar lebar yang layak dikonsumsi anak-anak seperti yang satu ini maka artinya segmen pasar yang satu ini sudah mulai mendapat perhatian dan itu adalah kabar yang cukup menggembirakan. (kpl/roc)

Dikutip dari : KapanLagi.com

Wednesday, November 4, 2009

TRY OUT UM UGM TERBESAR!!



Buat kamu2 yang masih SMA dan ingin masuk ke Universitas Gadjah Mada,,
inilah ajang yang tepat buat nge-test kemampuanmu.

BEMKMFT UGM akan menyelenggarakan TOBAT 2009 (Try Out Bareng Teknik 2009).
Try Out ini adalah try out UM-UGM terbesar yang pernah ada.
TOBAT 2009 bakal diadakan di kampus fakultas teknik UGM pada 29 November 2009.
Harga tiket Rp 15.ooo,oo dengan fasilitas soal + ljk + pembahasan, kartu perdana, fruit tea, dan lain-lain. Tidak tanggung-tanggung, soal try out dibuat langsung oleh dosen Universitas Gadjah Mada.
Selain itu, kalian juga akan mendapatkan informasi mengenai fakultas teknik dan berbagai macam hadiah menarik (handphone).

So, don't miss it!!

info lbih lanjut:
tobat2009.blogspot.com
tobat2009@yahoo.com

Monday, November 2, 2009

'SORORITY ROW', Pembunuh Dari Masa Lalu



Pemain: Audrina Patridge, Briana Evigan, Leah Pipes, Carrie Fisher, Jamie Chung, Rumer Willis, Caroline D' Amore, Margo Harshman


Oleh: Fatchur Rochim

Cassidy (Briana Evigan), Jessica (Leah Pipes), Claire (Jamie Chung), Ellie (Rumer Willis) dan Megan (Audrina Patridge) adalah lima orang anggota organisasi di kampus mereka. Sebelum menjadi anggota mereka telah bersumpah untuk saling mempercayai dan saling melindungi apa pun yang terjadi. Sumpah yang akan harus mereka buktikan ketika salah satu menjadi korban pembunuhan.

Suatu ketika, pacar Megan berselingkuh dan keempat sahabat karib Megan ini berusaha membalas sakit hati Megan dengan sebuah rencana gila. Megan akan berpura-pura mati untuk menakut-nakuti pacarnya yang berkhianat. Celakanya, karena satu kesalahan, Megan akhirnya malah benar-benar mati. Takut masa depan mereka hancur, Cassidy, Jessica, Claire, dan Ellie kemudian menyembunyikan mayat Megan dan berpura-pura hal itu tak pernah terjadi.

Rencana berjalan mulus sampai saat wisuda datang. Di hari bahagia itu keempat sahabat itu berencana merayakan hari bersejarah itu dengan menggelar sebuah pesta. Di saat semua menganggap semuanya berjalan lancar, tiba-tiba saja muncul video yang diambil pada saat kematian Megan dan satu per satu anggota organisasi mati dengan cara tragis.

Sebenarnya untuk menggambarkan alur cerita film remake dari film berjudul THE HOUSE ON SORORITY ROW ini tak diperlukan terlalu banyak kata. Beberapa kalimat pendek saja sudah mampu menggambarkan film berdurasi 101 menit ini dengan jelas. Akhirnya, yang ada adalah deretan adegan yang sebenarnya hanya acara memperpanjang durasi film agar bisa disebut sebuah film full feature.

Alur yang diikuti pun bisa dibilang generik. Artinya, film-film lain termasuk PROM NIGHT juga mengikuti alur yang kurang lebih sama. Akhirnya yang ditawarkan hanyalah sederet adegan yang konon dibuat untuk membuat suasana jadi mencekam walaupun tidak semua adegan akhirnya bisa mencapai efek yang diinginkan. Tak bisa disalahkan karena film thriller seperti ini memang sudah terlalu banyak.

Untuk sebuah tontonan yang tak terlalu menuntut pemikiran, SORORITY ROW ini memang tak terlalu buruk. Artinya Anda bisa duduk dengan santai tanpa terbebani apa pun hingga film berakhir sementara di tengah-tengah antara awal dan akhir film Anda bisa menikmati adegan berdarah, wanita tanpa busana dan humor kasar yang kadang tidak lucu. Tepat untuk konsumsi saat Anda jenuh dengan aktivitas sehari-hari yang membuat Anda lelah

Dikutip dari : Kapanlagi.com

Jon Bon Jovi Beli Restoran Tanpa Sengaja



Jon Bon Jovi saat ini tercatat sebagai salah seorang pemilik restoran The Blue Parrot yang berlokasi di area eksklusif, Hamptons, New York. Anehnya, rocker ini mengaku membeli restoran ini tanpa sengaja dan sebenarnya ia sama sekali tidak bermaksud untuk terjun ke bisnis restoran.


Awalnya, Jon yang sedang makan malam bersama dua investor kaya, Ronald Perelman dan Ralph Lauren, secara tak sengaja mendengar dua orang ini terlibat pembicaraan mengenai The Blue Parrot. Jon yang mengira bahwa yang dibicarakan adalah klub jazz bernama Blue note lantas tertarik untuk ikut ngobrol dan terjadilah transaksi itu.


[Info untuk Anda: "Semua berita KapanLagi.com bisa dibuka di ponsel. Pastikan layanan GPRS atau 3G Anda sudah aktif, lalu buka mobile internet browser Anda, masukkan alamat: m.kapanlagi.com"]


"Saya waktu itu sedang makan malam bersama Ronald Perelman dan Ralph Lauren. Semula saya mengira mereka sedang membicarakan klub jazz Blue Note dan saya mencoba untuk ikut dalam pembicaraan. Mereka lantas bilang, 'OK kamu bisa gabung.' Yang saya tahu akhirnya saya jadi salah satu pemilik Blue Parrot. Renee Zellweger juga ikut membeli," papar Jon Bon Jovi seperti dikutip dari ContactMusic.


Tapi meskipun terjadi tanpa kesengajaan, investasi ini ternyata cukup menguntungkan. Blue Parrot adalah salah satu restoran terkemuka yang jadi tujuan para pesohor seperti Paul McCartney, Bill Murray dan Sarah Jessica Parker.

Dikutip dari: Kapanlagi.com

---

---