-- - --

Friday, November 20, 2009

"Go Green !!" - Selamatkan Dunia Dari Global Warming !!

Jum'at, 20 November 2009, Pasukan siswa-siswi SMA Negeri 1 Kotagajah yang sadar akan lingkungan menjalankan misi menanam pohon sepanjang jalan Kotagajah-Punggur. Pasukan ini dipimpin oleh salah satu Guru Olahraga SMAN 1  Kotagajah yang sering dipanggil oleh para siswa 'Pak Hendra'. Tujuannya tidak lain adalah agar jalan raya Kotagajah-Punggur menjadi rimbun, selain itu juga bertujuan untuk menghijaukan bumi ini dan mencegah pemanasan global.

Aksi "GO GREEN" ini dimulai sejak pukul 13.30 dan berakhir sekitar pukul 16.00. Dalam aksi ini, siswa dan siswi SMAN 1 Kotagajah menanamkan pohon Mahoni di tanggul saluran primer Kotagajah-Punggu. Kegiatan ini mendapat nilai positif dari warga setempat. Kegiatan Ini adalah bukan yang pertama kali dilakukan oleh siswa-siswi SMAN 1 Kotagajah karena kegiatan adalah kegiatan rutin dilakukan setiap tahun, yang pesertanya adalah seluruh siswa-siswi kelas XII SMA N 1 Kotagajah.

Berikut foto saat perjalanan menjalankan MISI :








Wednesday, November 18, 2009

'2012' Musnahnya Ras Manusia




Pemain: John Cusack, Amanda Peet, Danny Glover, Thandie Newton, Oliver Platt, Chiwetel Ejiofor, Woody Harrelson

Oleh: Fatchur Rochim

Dalam kalender bangsa Maya secara tidak langsung tersirat bahwa kehidupan di dunia ini akan musnah di akhir tahun 2012. Pada saat itu, dunia akan dilanda bencana besar dan kekacauan terjadi di mana-mana yang mengakibatkan musnahnya ras manusia. Jackson Curtis (John Cusack) hanyalah satu dari penghuni bumi yang awalnya tidak terlalu meyakini ramalan ini.



Suatu ketika terjadi peristiwa mengerikan di Guatemala. Ratusan orang memutuskan bunuh diri karena meyakini ramalan kuno bangsa Maya ini memang benar. IHC (Institute for Human Continuity), sebuah organisasi rahasia yang telah lama menyelidiki ramalan ini akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa apa yang diprediksikan ratusan tahun yang lalu itu benar. Yakin bahwa pasti ada 'jalan keluar' dari malapetaka ini, IHC lantas membangun sebuah kapal besar tepat di bawah gunung Himalaya.

Rencananya, mereka akan mengulang peristiwa zaman nabi Nuh dan berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin orang agar ras manusia tidak punah setelah bencana besar ini. Di luar perkiraan, pergeseran lempeng bumi ternyata terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan para ilmuwan di IHC. Dalam sekejap Los Angeles musnah sementara Afrika Utara dan Italia juga tak luput dari bencana besar ini.



Kini, nasib umat manusia berada di tangan IHC. Jackson Curtis bersama Kate (Amanda Peet), mantan istrinya, dan dua anak mereka, Noah (Liam James) dan Lilly (Morgan Lily) harus berlomba dengan waktu untuk bisa sampai ke kaki Himalaya atau mereka akan jadi korban bencana besar ini.

Secara garis besar, untuk menyebut sebuah film bagus atau tidak bisa dilihat dari dua kategori. Yang pertama adalah film yang murni sebagai tontonan secara visual sementara yang kedua adalah film yang memadukan banyak unsur seperti naskah, penyutradaraan, akting, pesan moral, logika ke dalam satu ramuan yang menarik bukan hanya dari sisi visual. Untuk film berjudul ringkas, 2012, ini kategori pertama mungkin lebih cocok.



Soal membuat 'replika kehancuran', Roland Emmerich, sang sutradara memang bukan orang baru. Berbekal pengalaman menangani INDEPENDENCE DAY dan THE DAY AFTER TOMORROW, janji bahwa 2012 akan menjadi film 'bencana' terbesar hingga saat ini bisa dipastikan bakal terpenuhi. Apalagi dengan biaya produksi sekitar US$260 juta dari Sony Pictures Entertainment, jelas film ini akan mampu melebihi karya Roland sebelumnya.

Secara visual, tak ada yang salah dengan film ini. Visual effect yang digunakan untuk menampilkan adegan kehancuran bumi memang first class dan mencengangkan. Bisa dibilang dari awal hingga akhir film penonton pasti akan terpaku di tempat duduk menyaksikan 'megahnya' efek visual yang disajikan. Tak tanggung-tanggung, dua jam lebih Anda akan dimanjakan dengan suguhan visual ini. Murni suguhan visual.

Selebihnya, tak banyak yang diberikan film ini. Ide cerita bukan sesuatu yang baru karena rumor tentang akhir dunia ini memang sudah beredar cukup lama. Dan itu juga yang jadi salah satu kunci kesuksesan film ini. Cerita film ini sebenarnya sangat sederhana dan tak akan menghabiskan waktu lebih dari satu jam untuk menuturkannya namun karena bukan itu tujuan utamanya maka durasi sepanjang 158 bisa dicapai.(kpl/roc)

Monday, November 16, 2009

Palapa Ring Dipastikan Mulai 30 November





Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Tifatul Sembiring, memastikan proyek Palapa Ring akan dimulai pelaksanaannya pada 30 November 2009.


"Palapa Ring untuk wilayah timur Indonesia atau jilid 2 ini akan dilaunching 30 November 2009," kata Tifatul Sembiring, setelah membuka Lokakarya Manajemen Bencana Kepanduan Asia-Pasifik di Kompleks Gerakan Pramuka Cibubur, Jakarta, Senin (16/11).

Ia mengatakan, awal pelaksanaan pembangunan fisik kabel serat optik sepanjang 11 ribu km tersebut rencananya akan diresmikan langsung oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut rencana, Presiden akan menggelar teleconference dengan masyarakat di kawasan timur Indonesia menandai dimulainya megaproyek tersebut.

"Program ini memang masuk dalam prioritas Depkominfo untuk program 100 hari pertama," katanya.

Ia mengatakan, proyek itu difokuskan pada kawasan Indonesia Timur karena infrastruktur telekomunikasi wilayah Indonesia Barat telah terintegrasi dengan baik sebelumnya.

Pihaknya sendiri memastikan pada 2010 akan turut mendanai proyek Palapa Ring melalui pemberian insentif kepada Konsorsium Palapa Ring.

Pihaknya berencana menggunakan anggaran dari pos Universal Service Obligation (USO) yang besarnya rata-rata Rp 1,2 triliun per tahun.

Ia menilai, peta infrastruktur telekomunikasi di Indonesia sampai saat ini masih sangat menyedihkan karena hanya mengintegrasikan bagian barat wilayah Indonesia saja.

Proyek Palapa Ring sempat berjalan tersendat karena Konsorsium Palapa Ring sebagai investor dan pelaksana yang beranggotakan operator telekomunikasi swasta perlahan berguguran anggotanya.

Dari semula beranggotakan enam operator, sekarang hanya tiga operator yang bertahan yakni PT Telkom, PT Indosat, dan PT Bakrie Telecom (B-Tel), setelah PT Exelcomindo menyatakan mundur belum lama ini.

Otomatis nilai investasi yang mereka kumpulkan terus tergerus dan terdiferensiasi menjadi hanya 150 juta dolar AS yang tersisa saat ini. Jumlah itu datang dari PT Telkom 90 juta dolar AS, 30 juta dolar AS dari Indosat, dan 30 juta dolar AS dari PT B-Tel.

Jumlah itu juga sempat terdiferensiasi karena berubahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Ketua Konsorsium Palapa Ring, Rakhmat Hidayat, belum lama ini mengatakan, keterlibatan pemerintah dalam proyek pembangunan serat optik di wilayah timur Indonesia tersebut mutlak diperlukan.

Bahkan pihaknya sudah lama mengusulkan hal itu dengan berbagai pertimbangan serius.

"Kita menyambut baik niat pemerintah itu, kita sudah bicarakan beberapa kali bahwa pemerintah harus membantu. Sebab kita dengan dana yang kita miliki masih mempunyai keterbatasan," katanya.

Apalagi, menurut dia, sudah merupakan hal yang jamak di negara-negara lain, pemerintah ikut serta membangun jaringan infrastruktur telekomunikasi.

Depkominfo menyatakan sampai saat ini masih menyiapkan skema insentif yang akan diberikan kepada konsorsium karena masih harus dibahas di Depkeu. (*/ito)

dikutip dari : Inilah.com

Saosin: 'IN SEARCH OF SOLID GROUND,' (Bukan) Pencarian Jati Diri



Tak usah terlalu berharap akan adanya sesuatu yang 'wah' dalam album terbaru Saosin kali ini. Tapi jangan salah, album studio kedua band asal Newport Beach, California, yang dibentuk tahun 2003 ini bukannya tidak bisa dianggap bagus. Namun, para penggemar Saosin yang sudah mengenal mereka sejak gebrakan EP pertamaTRANSLATING THE NAME mungkin harus siap-siap merasa kecewa.

Jangan lagi menunggu track-track fenomenal sepertiSeven Years, You're Not Alone, ataupun Voiceskarena kali ini nampaknya Saosin mencoba untuk menjadi lebih 'sopan' (baca: lembek). Banyak sesi scream yang malah bisa menjadi salah satu kebolehan vokalis Cove Reber selain gebukan mantap drummer Alex Rodriguez 'terpaksa' dipoles sehingga menjadi lebih bisa diterima di telinga para pendengar umum yang cenderung menyukai catchy hooks.

Tapi jika kamu adalah penggemar berat Saosin, jangan khawatir. Dalam track pertama mereka, I Keep My Secret Safe, Saosin membuktikan jika mereka masih seperti dulu. Begitu juga saat mendengarkan track On My Own dan Is This Real. Teriakan Reber masih terdengar garang dan menyatu dengan betotan bassChris Sorenson dan raungan gitar Justin Shekoski dan Beau Burchell.

Sayangnya di beberapa lagu lainnya, usaha mereka nampaknya tak terlalu keras seperti dalam karya-karya sebelumnya. Kadang malah terdengar anti klimaks.Saosin rupanya memberikan ramuan baru dengan menggunakan hook anthem-like chorus ataupun ritme catchy di dalam verse mereka. Dan nampaknya hal ini terdengar agak aneh karena biasanya band seperti Saosin memilih untuk meningkatkan tekanan musik mereka di bagian chorus. Dengar saja Changingatau What Were We Made For dan On My Own yang sebenarnya cukup bagus kalau saja tidak terlalu panjang.

Dalam Nothing Is What It Seems, intro-nya mengingatkan pada You're Not Alone. Namun bedanya, Saosin menurunkan sound mereka lebih rendah lagi. Ditambah dengan back vocal wanita yang sedikit 'menghiasi' love ballad ini, Saosin terlihat bermain aman dan mengikuti selera pasar.

Saosin tak bisa dikatakan sedang mencari jati diri karena mereka bukan lagi sophomore band yang baru menetas dari telurnya, namun bisa jadi album ini dijadikan sebagai suatu eksperimen. Yeah well, walaupun album terbaru ini agak mengecewakan jika dibandingkan dengan album dan EP mereka sebelumnya, tapi Saosin tetap salah satu band alternative rock post hardcore yang patut diacungi jempol. (kpl/npy)

dikutip dari : Kapanlagi.com

---

---